Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya

oleh -24 Dilihat
Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya
Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya

LIPUTAN BANDUNG– Upaya menghidupkan kembali wisata berbasis kereta api di Jawa Barat kembali mengemuka melalui kegiatan Familiarization Trip (Famtrip) Railways Scenic Panoramic 2025.

Program kolaborasi antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat dengan DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Jawa Barat di program Familiarization Trip  Railways Scenic Panoramic ini menjadi langkah konkret dalam memperkenalkan wajah baru pariwisata Jawa Barat kepada dunia.

Dengan mengusung tema “Scenic Panoramic”, kegiatan ini mengajak para pelaku wisata menjelajahi pesona Garut dan Tasikmalaya menggunakan kereta panoramic, salah satu inovasi transportasi wisata modern yang menawarkan pengalaman perjalanan dengan pemandangan alam khas Priangan.

Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya
Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya

Baca Juga: The Grand Central Court Resmi Dibuka, Tempat Padel Terbaru Hadirkan Wisata Gaya Hidup dan Kuliner Modern di Tengah Kota Bandung

Acara ini berlangsung selama 21–24 Oktober 2025, diikuti puluhan agen perjalanan dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Melalui kegiatan ini, Disparbud Jabar berharap potensi wisata Garut dan Tasikmalaya semakin dikenal luas, tidak hanya bagi wisatawan domestik tetapi juga mancanegara.

Dari Bandung ke Garut: Menyusuri Alam Parahyangan dengan Kereta Panoramic

Perjalanan dimulai dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Garut menggunakan kereta panoramic yang dirancang khusus untuk menikmati panorama alam sepanjang jalur selatan. Pemandangan sawah hijau, lembah, dan pegunungan khas Jawa Barat tersaji indah di balik kaca besar kereta.

Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya
Berwisata Naik Kereta Api: Famtrip Railways Scenic Panoramic Bangkitkan Kembali Pesona Garut–Tasikmalaya

Sesampainya di Garut, para peserta diajak mengunjungi Candi Cangkuang, salah satu situs sejarah tertua di Jawa Barat yang menjadi simbol kejayaan masa lalu.

Di sini, peserta tak hanya menikmati suasana religius dan arsitektur bersejarah, tetapi juga mencicipi aneka kuliner khas Garut seperti dodol, peuyeum, dan nasi liwet Sunda.

Baca Juga: Pemkot Bandung Permudah Perizinan Event untuk Dongkrak PAD dan Wisata

Malam harinya, suasana keakraban tercipta dalam acara Welcome Dinner bersama Kepala Disparbud Jabar, Iendra Sofyan, yang menegaskan pentingnya menghidupkan kembali wisata berbasis rel di Tanah Parahyangan.

“Wisata kereta api bukan sekadar nostalgia, tapi peluang ekonomi baru yang bisa menggerakkan sektor pariwisata daerah,” ujar Iendra Sofyan dalam sambutannya.

Menyelami Kearifan Lokal Garut: Desa Wisata, Kuliner, dan Ekonomi Kreatif

Hari kedua menjadi momen eksplorasi budaya dan ekonomi kreatif Garut. Destinasi pertama adalah Desa Wisata Saung Ciburial, tempat di mana pengunjung disuguhi atraksi ketangkasan domba, salah satu tradisi khas masyarakat Sunda yang masih lestari.

Selanjutnya, peserta menikmati keindahan Kebun Mawar Situhapa, taman bunga seluas 5 hektare yang menawarkan pemandangan warna-warni bunga mawar dengan udara sejuk pegunungan.

Tidak berhenti di situ, perjalanan berlanjut ke Sentra Kerajinan Kulit Sukaregang, kawasan terkenal penghasil produk kulit berkualitas tinggi di Garut.

Peserta juga sempat singgah ke Toko Astiga dan Chocodot Garut, dua ikon ekonomi kreatif lokal yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat.

Melalui kunjungan ini, para agen perjalanan mendapatkan wawasan langsung mengenai kekayaan produk UMKM dan potensi wisata berbasis komunitas di Garut.

Menapaki Tasikmalaya: Dari Kearifan Kampung Naga hingga Petualangan Offroad Galunggung

Hari ketiga Famtrip membawa peserta ke Tasikmalaya, daerah yang dikenal dengan julukan “Mutiara Priangan Timur”.

Perhentian pertama adalah Kampung Naga, desa adat yang masih mempertahankan tradisi Sunda kuno. Rumah-rumah panggung, atap ijuk, dan kehidupan yang harmonis dengan alam menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Peserta kemudian melanjutkan perjalanan ke Pasir Datar, kawasan wisata alam di kaki Gunung Galunggung, untuk menikmati pengalaman offroad adventure.

Meski sempat diguyur hujan, semangat para peserta tidak surut. Justru, rintik hujan menambah sensasi petualangan seru di medan berlumpur khas Galunggung.

“Pengalaman ini benar-benar luar biasa. Offroad di bawah hujan menjadi momen paling menegangkan tapi berkesan,” ujar salah satu peserta asal Jakarta.

Belajar Membatik dan Menyusuri Sejarah di Jembatan Cirahong

Pada hari terakhir, peserta diajak mengenal warisan budaya Tasikmalaya melalui workshop membatik di Rumah Batik Tasikmalaya. Aktivitas ini membuka mata banyak peserta tentang kekayaan batik khas Tasik yang bercorak lembut dan penuh filosofi.

Perjalanan kemudian ditutup dengan kunjungan ke Jembatan Cirahong, jembatan legendaris yang dibangun pada masa kolonial Belanda.

Jembatan ini menghubungkan Tasikmalaya dan Ciamis serta menyajikan panorama Sungai Citanduy yang mengalir deras di bawahnya.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Banjar, tempat mereka kembali ke Bandung menggunakan kereta api, menandai berakhirnya Famtrip penuh kesan ini.

Antusiasme Peserta: Bukti Bangkitnya Wisata Priangan Timur

Menurut Daniel G. Nugraha, Ketua DPD ASITA Jawa Barat, jalur Garut–Tasikmalaya dulunya merupakan rute favorit wisatawan asing, terutama dari Eropa dan Malaysia.

“Pada era 1990-an, banyak turis Eropa yang menjadikan Garut dan Tasik sebagai destinasi wajib. Sekarang kami ingin menghidupkannya lagi dengan konsep baru yang lebih berkelanjutan,” ujarnya.

Daniel menambahkan bahwa wisata kereta api memiliki daya tarik tersendiri di mata wisatawan mancanegara karena menggabungkan kenyamanan perjalanan dan keindahan alam Jawa Barat.

Sementara itu, Ghurfah Fauzulhaq dari Humas ASITA Jabar menjelaskan bahwa Famtrip ini merupakan bagian dari program pemasaran strategis Disparbud Jabar yang bertujuan memperluas jaringan kerja antar pelaku wisata.

“Peserta Famtrip terdiri dari 21 agen perjalanan, termasuk dari Nairobi, Afrika. Mereka sangat antusias mengenal potensi wisata di luar Bandung,” ungkap Ghurfah.

Cerita dari Peserta: “Naik Kereta Panoramic Itu Tidak Akan Terlupakan”

Salah satu peserta, Tarlili asal Balikpapan, mengaku takjub dengan pengalaman berwisata menggunakan kereta panoramic.

“Naik kereta panoramic Papandayan itu sangat mengesankan. Tidak lelah, bebas macet, dan pemandangannya luar biasa,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia menambahkan, banyak destinasi wisata di Garut dan Tasikmalaya yang baru ia ketahui setelah mengikuti Famtrip ini.

“Saya baru sadar kalau ternyata banyak tempat wisata menarik di luar Bandung, seperti Kampung Naga dan offroad Galunggung,” tambahnya.

Tasikmalaya Siap Jadi Pusat Wisata Priangan Timur

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Dicky Candra, turut menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai Tasikmalaya memiliki posisi strategis sebagai pusat ekonomi dan wisata di kawasan Priangan Timur.

“Tasikmalaya adalah payung besar yang menaungi potensi wisata Garut, Ciamis, dan Pangandaran. Kami siap menjadi episentrum pariwisata selatan Jawa Barat,” ujar Dicky.

Pemerintah Kota Tasikmalaya saat ini tengah mempersiapkan sejumlah destinasi baru, seperti wisata keluarga di Simpang Lima, wisata air di Sungai Citanduy, serta memperjuangkan pembangunan bandara untuk memperluas akses pariwisata.

Tasikmalaya juga memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar dari sektor kelom geulis, batik, bordir, dan kerajinan mendong yang telah dikenal di pasar nasional dan internasional.

Kolaborasi Disparbud dan ASITA: Menyatukan Rel, Alam, dan Budaya

Kegiatan Famtrip Railways Scenic Panoramic 2025 menjadi bukti nyata bahwa promosi pariwisata tidak hanya bisa dilakukan lewat media digital, tetapi juga melalui pengalaman langsung di lapangan.

Kolaborasi antara Disparbud Jabar dan ASITA menghadirkan sinergi yang kuat dalam membangun citra positif pariwisata Jawa Barat.

Famtrip ini juga menjadi momentum penting untuk memperkenalkan wisata alternatif berbasis transportasi ramah lingkungan

Dengan mengandalkan kereta api sebagai sarana perjalanan, wisatawan dapat menikmati pemandangan tanpa polusi dan kemacetan.

Menuju Masa Depan: Wisata Rel Sebagai Daya Tarik Berkelanjutan

Melalui program ini, Disparbud Jabar menegaskan bahwa potensi wisata Jawa Barat tidak hanya berpusat di Bandung.

Garut dan Tasikmalaya kini siap bersaing sebagai destinasi unggulan baru yang memadukan alam, budaya, dan kreativitas lokal.

“Famtrip ini bukan sekadar perjalanan promosi, tapi simbol kebangkitan pariwisata Jawa Barat dari rel sejarah menuju masa depan yang berkelanjutan,” tutup Iendra Sofyan.

Dengan dukungan lintas sektor dan keterlibatan masyarakat, wisata berbasis kereta api di Jawa Barat diharapkan mampu menjadi ikon baru pariwisata berkelanjutan Indonesia, membuka peluang ekonomi, dan mengangkat potensi lokal di sepanjang rel Parahyangan yang legendaris.