LIPUTAN BANDUNG – Sustainable City of Randang Payakumbuh, Tantangan Sekaligus Peluang Bagi Kemajuan Ekonomi Daerah
Citra Randang menjadi populer di internasional berkat program dari Cable News Network (CNN) Travel, bertajuk “World’s 50 Most Delicious Foods” tahun 2011 dan 2017, dirangking kembali tahun 2018 menjadi, “World’s 50 Best Foods”.
Hal ini menjadi momentum bagi Pemerintah Kota Payakumbuh dalam membangun city branding selain faktor pendorong untuk menjadikan randang sebagai merek dan identitas kota.

Berangkat dari fenomena city branding Pemerintah Kota Payakumbuh yang menjadikan Randang sebagai merek atau identitas kota, dimana cukup menjadi polemik baik itu ditataran pemerintah maupun masyarakat Minangkabau. Kenapa tidak, hal tersebut dikarenakan Kota Payakumbuh melabelkan (memberi merek) sebagai Kota Randang. Randang merupakan makanan khas dari Sumatera Barat milik masyarakat Minang yang sudah popular mendunia.
Baca Juga:Mahasiswa Prodi Humas Fikom Unpad Gelar Acara ReWearable, Mengajak Gaya Hidup yang Ramah Lingkungan
Branding City of Randang ini merupakan aksi nyata Pemerintah Kota Payakumbuh dalam melestarikan Randang sebagai warisan budaya Minangkabau bahwa lokasi Randang terlezat di dunia itu ada di Sumatara Barat, lebih spesifiknya adalah Kota Payakumbuh.
Kajian City Branding ini menjadi menarik untuk diidentifikasi dan dieksplorasi oleh Peneliti, Yesi Puspita dalam Disertasinya dengan judul Sustainable City Branding (Studi Kasus Branding Payakumbuh sebagai “City of Randang” dalam Mengembangkan Ekonomi Daerah melalui Industri Randang dan Wisata Kuliner).
Branding “City of Randang” menjadikan pembeda Kota Payakumbuh dengan Kabupaten/ Kota lainnya, berbasis kearifan lokal melalui produk kuliner Randang yang mendunia untuk mengembangkan perekonomian dan pembangunan daerah yang berkelanjutan,
Randang sangat potensial sebagai merek kota yang sustainable, maka diperlukan aktivitas Government Public Relations (GPR) dari Pemerintah Kota Payakumbuh dalam membangun city branding Payakumbuh “City of Randang” harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
Pemerintah Kota Payakumbuh harus memiliki strategi jangka panjang untuk menanamkan core identity Kota Payakumbuh yang berbasis gastronomi kuliner Randang.
Aktivitas GPR Pemerintah Kota Payakumbuh adalah salah satu kunci membangun kesadaran publik (brand awareness) atas city branding marketing “Kota Randang”.
Publik yang dimaksud adalah integrasi dan kolaborasi dari entitas hexahelix stakeholders (demand-supply sides) seperti bisnis-industri, visitor, komunitas, media, akademisi dan Pemerintah Kota Payakumbuh itu sendiri.
City branding Payakumbuh “City of Randang” adalah identitas kota berbasiskan kuliner Randang menjadi potensial dikembangkan sebagai local competitiveness untuk kemajuan daerah.
Namun, tentu saja diperlukan marketing strategy yang berkesinambungan dan berkelanjutan untuk membangun local branding yang meng-global, melalui inovasi baik varian (fusion cuisine), standarisasi (quality), dan desain (packaging). Pada negara emerging market, pasar menjadi lebih kompetitif, free entry-free exit, dan semua elemen dapat melakukan strategi pasar yang hampir mirip (homogen) sehingga segmen dan target akan “diperebutkan” dengan bonus demografi sebagai keunggulan.
Satu-satunya cara yang efektif adalah membangun local competitive advantage yang unik (distinguishing) dan mampu menciptakan value-added namun harus tetap konsiten pada prinsip specific, measurable, achievable, rational, time-based dalam perekonomian daerah.
Strategi dan implementasi program branding ini memerlukan sinergi antar stakeholder sesuai dengan konsep dan model kolaborasi kelembagaan (Hexa-Helix Collaboration Governance Model) baik dari pemerintah (government), akademisi (academician), dunia usaha (business), komunitas masyarakat (community), media massa (mass media), hukum dan peraturan/regulasi (law and regulation.
Kota Payakumbuh juga relevan dalam pembangunan destinasi berbasis alam heritage, culture, dan religi sesuai dengan keunggulan lain wisata Payakumbuh (geopark).
Sehingga, jika aspek legalitas city branding dan pembangunan destinasi Kota Payakumbuh terwujud maka peluang Kota Payakumbuh menjadi destinasi kuliner Randang yang dipadukan dengan strategi wisata gastronomy dan geopark akan menjadi wisata unggulan yang dapat berkontribusi pada perekonomian daerahnya.