LIPUTAN BANDUNG– Bandung kembali menjadi pusat perhatian lewat gelaran Teafest 2025 yang diadakan di Bandung Indah Plaza (BIP) pada 15–20 Juli 2025. Acara ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara petani, komunitas, dan lembaga yang peduli terhadap keberlanjutan serta pengembangan teh lokal Indonesia.
Dalam enam hari pelaksanaan, pengunjung Teafest 2025 dimanjakan dengan rangkaian kegiatan seperti Pameran Teh, Mixtéalogi Competition, Workshop Mixtéalogi, dan Drawing Competition yang diikuti oleh puluhan anak dari berbagai sekolah dasar.
Menurut ketua panitia Teafest 2025, Aditya Hadi Permana, lomba menggambar tersebut diikuti oleh 47 anak SD. Lomba ini sengaja dihadirkan sebagai cara memperkenalkan teh sejak dini kepada anak-anak dalam suasana yang menyenangkan dan edukatif.
“Teafest 2025 bertujuan menanamkan kesan bahwa teh bukan hanya untuk orang dewasa. Kami ingin anak-anak pun mengenal teh dan menikmatinya bersama keluarga,” kata Aditya.
Baca Juga: Ingin Masa Depan Finansial yang Aman? Yuk, Kenali Mudahnya Investasi di Pasar Modal!
Tidak hanya menggambar, anak-anak juga diberi kesempatan mencicipi teh yang disediakan oleh para petani dan pelaku usaha lokal. Interaksi langsung ini diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan terhadap produk dalam negeri.
Pameran teh sendiri menghadirkan lebih dari 30 jenis teh yang diproduksi oleh petani dari berbagai daerah. Sekitar 9 kabupaten dari Jawa Barat dan 4 kabupaten dari Jawa Tengah turut meramaikan acara ini dengan membawa produk unggulannya.
Mixtéalogi Competition yang berlangsung pada 15 Juli 2025 menjadi daya tarik lain. Para peserta ditantang menciptakan minuman teh kekinian yang memadukan kreativitas rasa, tampilan, dan teknik penyajian.
Workshop Mixtéalogi yang diadakan keesokan harinya (16 Juli) memberikan edukasi lebih dalam mengenai seni meracik teh. Mulai dari pengenalan bahan, teknik penyeduhan, hingga tren penyajian teh modern turut dibahas dalam sesi interaktif ini.
Selain menjadi ajang kompetisi dan pembelajaran, Teafest 2025 juga membuka peluang bisnis. Banyak pelaku industri F&B hadir untuk melihat potensi teh lokal sebagai menu utama di kafe dan restoran mereka.
Menurut panitia, selama ini teh hanya dijadikan pelengkap dalam menu kafe. Teafest hadir untuk mengubah paradigma tersebut dan menjadikan teh lokal sebagai minuman unggulan yang bisa bersaing di pasar modern.
Salah satu sorotan menarik datang dari komentar Prof. Kerry, tamu penting yang menyebut kualitas teh hijau lokal sangat menjanjikan. “Green tea dari petani Indonesia berpotensi menjadi produk ekspor andalan,” ungkapnya.
Paguyuban Tani Lestari sebagai salah satu penggagas acara menekankan pentingnya menjaga kualitas dan konsistensi teh lokal agar dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Dengan lokasi strategis di BIP, panitia berharap dapat menjangkau pengunjung lebih luas, terutama generasi muda dan keluarga yang sedang berbelanja atau jalan-jalan di mal.
Antusiasme masyarakat pun luar biasa. Setiap kegiatan dipenuhi pengunjung yang antusias belajar, mencicipi, dan mendukung produk teh lokal. Ini menunjukkan bahwa teh masih punya tempat di hati masyarakat.
Teafest 2025 bukan hanya festival, tetapi juga gerakan edukatif yang memperkuat posisi teh sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan. Harapannya, acara ini bisa berlanjut dan berkembang lebih besar di tahun-tahun mendatang.***