LIPUTAN BANDUNG – Terlahir dari pemberdayaan masyarakat, KUBE Eduwisata yang berada di kawasan Kota Baru Parahyangan bisa menjadi pilihan alternatif liburan keluarga untuk menghabiskan momen libur akhir pekan.
Tak hanya bermain, anak-anak bisa mengikuti berbagai kegiatan edukasi mulai dari belajar membuat sabun herbal, EcoPrint hingga belajar menanam.
“Untuk KUBE sendiri sudah mau berjalan 6 tahun, cuma kalau untuk eduwisatanya baru berjalan hampir 3 tahun,” kata Pengelola KUBE Eduwisata, Nining Suningsih kepada wartawan.
Nining menyebut, ada tiga workshop yang ada di KUBE Eduwisata, sehingga banyak kegiatan yang bisa dilakukan anak-anak, seperti membuat sabun herbal, ecoprint dan mengajarkan anak-anak untuk menanam.
“Alhamdulillah untuk yang datang ke sini, pada happy. Apalagi ada kegiatan tambahan, seperti kaulinan zaman baheula,” sebutnya.
“Kaulinan zaman baheula ini kan udah jarang dan di Kube ini diadakan kaulinan zaman baheula. Jadi permainan tradisionalnya ada,” sambungnya.
Tak hanya itu, di KUBE Eduwisata ini juga banyak tanaman bunga matahari yang salah satu bagiannya bisa menjadi pembuatan sabun herbal.
“Daunnya bisa kita olah menjadi teh dan bahan bahan lainnya bisa untuk membuat sabun herbal,” ucapnya.
“Ada juga tanaman jahe dan daun katuk untuk herbalnya,” tambahnya.
Tak cuma itu, ada banyak jenis tanaman lain, seperti miana untuk EcoPrint dan ada beberapa jenis miana. Termasuk, ada apotik hidup untuk edukasi anak-anak.
“Di sini juga ada 10 anggota kita yang membantu untuk mengelola KUBE Eduwisata ini,” ucapnya.
Guru SDIT Lukmanul Hakim, Hilman mengaku pertimbangan pihaknya membawa anak-anak muridnya studi tour ke KUBE Eduwisata lantaran wisata edukasi ini memiliki banyak pilihan kegiatan.
“Ada tiga pilihan kegiatan, seperti eksplorasi lingkungan, pembuatan sabun untuk produk dan permainan tradisional yang memang itu sangat kita perhatikan untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa ada salah satu kegiatan yang tidak boleh punah,” kata Hilman.
Menurutnya, mereka harus mencoba seperti permainan bakiak, sumpit dan lain sebagainya. Dengan begitu, anak-anak tak hanya mendapat pembelajaran di dalam kelas, namun juga di luar kelas.
“Mereka akan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Jadi jangan hanya pembelajaran yang di dalam kelas dan tidak bervariasi. Makanya kita ingin mengenalkan satu pengalaman kepada anak-anak untuk bekal mereka di kemudian hari,” tuturnya.
Hilman menyebut, pelajaran yang sudah mereka dapatkan di dalam kelas harus mereka coba praktikan di alam terbuka.
“Jumlah yang hadir ini sebanyak 194 siswa. Kebetulan yang hadir itu kelas 1 sampai kelas 5. Sementara kelas 6 tidak diikutkan karena berbeda kegiatannya dan sudah selesai,” sebutnya.***