Dari Semak Belukar Jadi Desa Wisata Berdaya, Desa Bandung Pandeglang Dinobatkan Kampung Reforma Agraria Terbaik 2025

oleh -34 Dilihat
Sumber: atrbpn.go.id

LIPUTAN BANDUNG – Sebuah kisah inspiratif datang dari Desa Bandung, Kabupaten Pandeglang, yang dinobatkan sebagai salah satu Kampung Reforma Agraria terbaik di Indonesia pada tahun 2025 oleh Kementerian Dalam Negeri. Predikat membanggakan ini bukan tanpa alasan, sebab di desa ini, Reforma Agraria telah melampaui sekadar penerbitan sertipikat tanah. Ia berhasil membuka jalan menuju kebangkitan ekonomi, sosial, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.

Kepala Desa Bandung, Wahyu Kusnadiharja, mengungkapkan transformasi luar biasa ini saat ditemui di Objek Desa Wisata Bukit Sinyonya, Senin (22/09/2025). “Dari tanah yang tadinya semak belukar, tanah yang biasa-biasa saja, dengan adanya tanah yang bersertipikat dapat dikerjasamakan. Sehingga, tanah-tanah milik perorangan, dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk dapat dijadikan satu objek, yaitu Objek Desa Wisata Bukit Sinyonya,” terang Wahyu.

Keberhasilan ini merupakan buah dari sinergi kuat antara pemerintah desa dan masyarakat, yang diperkuat oleh dukungan lintas sektor. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) turut berperan aktif melalui program pendampingan dan pemberdayaan Objek Desa Wisata Bukit Sinyonya dalam kerangka Kampung Reforma Agraria.

“Dengan adanya Kampung Reforma Agraria itu, semua potensi langsung dikelompokkan dalam bentuk ada kelompok ikan, ada kelompok sadar wisata, ada kelompok kopi, dan kelompok anyaman pandan. Setelah dikelompokkan, ditingkatkan kapasitasnya,” tambah Wahyu Kusnadiharja, menunjukkan bagaimana program ini mengoptimalkan sumber daya lokal.

Direktur BUMDes Desa Bandung, Syaifullah, membenarkan dampak signifikan Reforma Agraria terhadap peningkatan kondisi ekonomi masyarakat. “Masyarakat yang dari ekonominya masih sangat sederhana, lalu kita ada program ini, jadi lebih meningkat untuk ekonominya. Artinya sedikit banyak sangat membantu, bisa menopang ekonomi masyarakat,” ungkap Syaifullah.

Sejak dibuka pada tahun 2023, Objek Desa Wisata Bukit Sinyonya telah menarik lebih dari 10 ribu pengunjung. Wisatawan tidak hanya disuguhkan keindahan alam, tetapi juga diajak merasakan pengalaman otentik. Mereka bisa belajar langsung cara mengolah kopi puhu, kopi robusta khas Desa Bandung, berinteraksi dengan kelompok penganyam perempuan yang membuat anyaman pandan, hingga mempelajari budidaya ikan mas Sinyonya.

“Semua kelompok tersebut merupakan masyarakat Desa Bandung. Semua masyarakat, walau dengan potensi yang berbeda-beda jadi berdaya. Masyarakat juga semakin kreatif karena makin banyak permintaan dan macem-macem,” pungkas Syaifullah, menyoroti pemberdayaan yang merata. ***