Jumat, Oktober 18, 2024
BerandaTRAVELINGHobi Membaca? Segera Berkunjung ke The Room 19, Ruang Baca Estetik di...

Hobi Membaca? Segera Berkunjung ke The Room 19, Ruang Baca Estetik di Kota Bandung

LIPUTAN BANDUNG– Sejak dibuka pada Desember 2023, The Room 19, ruang baca yang terletak di Jalan Dipati Ukur No.66 C Kota Bandung, langsung menarik perhatian masyarakat.

The Room 19 hadir dengan konsep industrial yang dipadukan dengan ornamen kayu serta perpaduan warna putih, kuning, dan hijau, menciptakan suasana estetik yang menarik sejak pertama kali menginjakkan kaki di tempat ini.

Didirikan oleh Reiza Harits bersama Alia dan Edo, The Room 19 bertujuan mendukung literasi dan menciptakan ruang baca yang nyaman.

Baca Juga: PKJB – KKJ 2024,Bupati Wali Kota Jadi Model Peragaan Wastra Khas Jabar

“Sejak dibuka, The Room 19 mendapat respons luar biasa dari masyarakat Bandung dengan lebih dari 5000 pengunjung, lebih dari 8000 pengikut di Instagram, dan lebih dari 1200 buku yang sudah dipinjam,” jelas Reiza, Co-Founder & Chief Librarian.

Reiza berbagi kisah inspiratif tentang pendirian perpustakaan ini. Ia, Alia, dan Edo tumbuh dikelilingi buku, hingga akhirnya mereka terinspirasi untuk membuat perpustakaan sendiri, yang terinspirasi dari perpustakaan-perpustakaan kecil di Korea dan Jepang.

Baca Juga: Pemda Provinsi Jabar Gelar Seleksi Anggota Komisi Informasi Tahun 2024-2028

The Room 19 memiliki hampir 2000 buku dengan berbagai genre, termasuk nonfiksi dan fiksi. “Kami juga memiliki buku dengan kategori seperti Pets!, Crime & Mystery, Loneliness & Existentialism, dan Self-discovery. Rencana kami ke depan adalah memperbanyak koleksi buku sastra Indonesia,” ujar Reiza.

Biaya masuk perpustakaan ini sebesar Rp35 ribu untuk umum dan Rp25 ribu untuk pelajar per sesi selama 4 jam, serta biaya peminjaman buku. The Room 19 juga menjual makanan, minuman, dan barang consignment.

Sejak Februari 2024, mereka aktif mencari pendanaan untuk menunjang operasional dan menambah koleksi buku. “Pendanaan yang kami dapatkan akan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional perpustakaan, memperbanyak dan memperluas jangkauan kegiatan atau aktivitas,” kata Reiza.

The Room 19 juga mengadakan berbagai kegiatan seperti diskusi buku, workshop melukis, dan silent reading book party dengan tema bulanan yang berbeda.

Reiza melihat peran penting perpustakaan independen dalam mendukung literasi masyarakat. “Aku percaya bahwa sebenarnya tidak ada orang yang tidak suka membaca buku, yang ada adalah orang yang belum menemukan buku yang cocok untuk dirinya,” ujarnya.

Tak hanya sebatas ‘teman’ di kala sendiri, The Room 19 juga ingin menjadi ‘the next of library space’ di Bandung melalui berbagai aktivitas menarik. Mereka memilih satu peristiwa menarik setiap bulannya dan mengkurasi buku-buku dengan tema serupa.

“Kami ingin buku diperlakukan bukan hanya sebagai benda mati, tapi sebagai perwujudan dari pikiran. Karena manusia memiliki pikiran, ide, dan gagasan yang hidup,” tegasnya.

Ke depan, The Room 19 berencana memperluas ruang untuk menampung lebih banyak pengunjung dan membuka ruang khusus untuk quiet room dan area hijau. Mereka juga aktif berkolaborasi dengan komunitas lokal dan lembaga pendidikan melalui program “Mimbar Ide”. Harapan jangka panjang mereka adalah menjadi inspirasi bagi perpustakaan lain dan berperan dalam pengembangan budaya membaca di Indonesia.

RELATED ARTICLES

Most Popular