LIPUTAN BANDUNG – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung terus berkomitmen dalam meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perjalanan bagi pelanggan setianya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut KAI Daop 2 bersama Kementrian Perhubungan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Bandung melaksanakan pekerjaan switch over peningkatan fasilitas operasional kereta api (fasopka) di petak jalan Kiaracondong – Gedebage yang dilakukan pada Senin (14/10) dimulai pukul 21.30 hingga Selasa (15/10).
Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung, Ayep Hanapi mengatakan kegiatan switch over ini merupakan bagian dari proyek strategis yang bertujuan untuk memperbarui dan meningkatkan sistem persinyalan, jalur, serta infrastruktur lainnya di sepanjang jalur tersebut. “Dengan adanya switch over ini, diharapkan operasional perjalanan kereta api, baik dari sisi keamanan, keselamatan, maupun kenyamanan penumpang semakin meningkat,” jelas Ayep.
Ayep menambahkan selama proses switch over yang berlangsung terdapat penyesuaian jadwal perjalanan di lintas Kiaracondong – Gedebage. KAI Daop 2 menghimbau pelanggan untuk mengecek kembali jadwal keberangkatan sebelum melakukan perjalanan dan memastikan informasi terbaru melalui aplikasi Access by KAI, website resmi KAI, atau layanan pelanggan yang ada di stasiun maupun Contact Center 121.
Baca Juga:PT KAI Daop 2 Bandung Himbau Masyarakat Untuk Tidak Melempar Batu Pada Kereta Api
“Sehubungan dengan dilaksanakannya pekerjaan switch over peningkatan fasilitas operasional kereta api (fasopka) di petak jalan Kiaracondong – Gedebage, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh para pengguna layanan kereta api,” terang Ayep.
Ayep menjelaskan, informasi terkait kelambatan KA akan terus diupdate oleh KAI melalui layanan pelanggan maupun oleh petugas yang ada di stasiun.
“Kami berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan cepat dan seefisien mungkin demi terciptanya layanan yang lebih baik ke depannya. Seluruh tim bekerja keras untuk memastikan bahwa proses ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah direncanakan dengan dampak kelambatan seminimal mungkin bagi para pengguna layanan”, tutup Ayep.