LIPUTAN BANDUNG – Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Bandung Barat (KBB) menuai keprihatinan berbagai pihak, salah satunya Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) Bandung Barat.
Pasalnya, persoalan itu belum mampu diselesaikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2024 sebesar 6,70 persen. Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata TPT di Jawa Barat yang sebesar 6,74 persen.
“Yang saya soroti adalah pelaksanaan bursa kerja atau Job Fair 2025 di KBB, apakah perusahaan yang ikut ini benar-benar menerima karyawan,” kata Ketua FKJP KBB, M. Ilyas, Selasa 17 Juni 2025.
Saat melaksanakan zoom meeting dengan beberapa perusahaan dan pihak Disnakertrans KBB, Ilyas mengaku, dirinya sempat mempertanyakan apakah mereka membuka lowongan pekerjaan.
“Karena kondisi industri yang ada di wilayah Bandung Barat ini sedang tidak baik-baik saja untuk menerima kegiatan Job Fair 2025 KBB,” ujarnya yang juga menjabat Wakil Ketua Bidang Industri Kadin KBB ini.
“Tapi mudah-mudahan para pencari kerja bisa diterima di perusahaan-perusahaan tersebut,” sambungnya.
Ilyas pun mengajak semua pihak untuk membantu semua pencari kerja yang ada di Bandung Barat meski pihaknya tidak bisa mengintervensi perusahaan-perusahaan tersebut.
“Karena mereka juga butuh melakukan seleksi calon tenaga kerja,” ujarnya.
Tak cuma itu, pasca Covid-19 beberapa tahun lalu masih kurang bagus. Bahkan, dirinya mencatat adanya beberapa perusahaan yang gulung tikar.
Bahkan, ada beberapa perusahaan yang pindah dari Bandung Barat ke daerah-daerah lain dengan upah rendah.
“Karena kan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Bandung Barat cukup besar. Sedangkan ada beberapa daerah yang upahnya masih bisa kejangkau,” terangnya.
Sebagai solusi, Ilyas berharap para pencari kerja memiliki keahlian lantaran tatkala para pencari kerja tidak memiliki skill tentunya akan mengalami kesulitan mendapat pekerjaan.
“Tapi kita juga harus ada tempat-tempat pelatihan seperti BLK yang nantinya akqn melahirkan tenaga kerja terampil dengan berbagai keahlian,” ujarnya.
“Kalau pencarai kerja itu hanya bermodalkan sebatas lulusan yang tidak mempunyai skill mungkin agak sulit kalau untuk sekarang,” sambungnya.
Kedua, pencari kerja harus memiliki pengalaman, apalagi perusahaan-perusahaan sekarang menerima mereka yang sudah punya skill dan pengalaman.
“Jadi memang harus ada kolaborasi seperti antara Kadin dan Pemerintah Daerah agar dapat melaksanakan kegiatan pelatihan seperti di BLK,” katanya.
Ditanya soal lulusan baru atau fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja, Ilyas menuturkan, kondisi itu tidak dipungkiri terjadi di lapangan.
“Seharusnya lulusan-lulusan baru itu mendapatkan dulu pelatihan agar memiliki bekal saat mencari kerja nantinya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB, Hasanuddin melalui Kepala Bidang Pelatihan, Produktivitas, Penempatan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (P3TKT), Dewi Andani menegaskan, setiap perusahaan yang mengikuti Job Fair di KBB sudah menandatangani pakta integritas dan menandatanganinya di atas materai.
“Jadi enggak ada loker kosong atau tebar pesona. Tapi betul-betul lowongan kerja yang dibuka bagi warga Bandung Barat,” tegasnya.
Diketahui, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menggelar Job Fair 2025 pada Selasa 17 Juni 2025.
Adapun lowongan kerja yang tersedia dalam Job Fair 2025 ini sebanyak 4.321 dengan melibatkan 72 perusahaan yang dipusatkan di Wisma Shalom yang berlokasi di Jalan Kolonel Masturi No.583, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Setidaknya, sekitar 6.000 pelamar yang datang pada kegiatan Job Fair 2025 KBB tersebut.***