LIPUTAN BANDUNG – Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Bandung, Muhammad Farhan dan Erwin, kembali akan mengenakan seragam petugas pertahanan sipil (hansip) dalam debat kandidat Pemilihan Walikota Bandung 2024 yang akan dilaksanakan pada Selasa besok.
Farhan mengungkapkan bahwa seragam hansip memiliki makna mendalam dan menjadi sumber inspirasi baginya untuk terus melayani masyarakat dengan baik jika terpilih nanti.
“Pakaian hansip yang selalu kami kenakan, saya dan Kang Erwin, sangat bermakna dan telah menjadi ciri khas kami, pasangan calon nomor 3. Pakaian ini juga menegaskan peran masyarakat sipil dalam membangun kota ini, yang sejalan dengan tema debat yang mengusung inklusivitas,” kata Farhan pada Senin (18/11/2024).
Mengenai persiapan debat kedua, Farhan mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengevaluasi penampilan mereka dalam debat pertama untuk memastikan dapat tampil lebih baik lagi. “Kami melakukan evaluasi untuk mempersiapkan diri agar debat kedua nanti dapat berjalan lebih lancar. Kami juga banyak berdiskusi dengan tim dan tokoh-tokoh yang relevan dengan tema debat,” ujarnya.
Sama seperti debat pertama, Farhan-Erwin juga akan mengadakan doa bersama dengan keluarga dan tim pemenangan sebelum berangkat ke lokasi debat. “Harapannya agar debat kedua nanti dapat berjalan dengan lancar,” tambah Farhan.
Farhan menilai bahwa tema debat kedua, yang berfokus pada mewujudkan Bandung sebagai kota yang kreatif, inklusif, dan memiliki sumber daya manusia yang maju dan berbudaya, sangat menarik. “Tema ini sangat relevan dengan visi kami, ‘Bandung Utama, Merawat Bandung, Merawat Warga,’” ujarnya.
Dalam upayanya untuk menjadikan Bandung sebagai kota kreatif, Farhan menjelaskan bahwa selama masa kampanye, ia telah bertemu dengan banyak pelaku usaha kreatif di Bandung. “Kami berdialog dengan komunitas dan pelaku industri kreatif di Bandung, salah satunya dalam acara KUUKIR (Kukulutus baru Mikir) yang kami inisiasi,” kata Farhan.
Dari diskusi tersebut, Farhan menyerap berbagai aspirasi dan sepakat untuk berkolaborasi guna menjadikan Bandung sebagai kota kreatif yang inklusif, serta mengoptimalkan potensi sumber daya manusia yang ada.
“Sebagai orang Bandung dan yang pernah berkecimpung di industri kreatif, saya memahami bahwa kreativitas adalah DNA Kota Bandung, dan ini akan tercermin dalam kebijakan kami,” tambah Farhan. Ia juga menekankan bahwa dalam debat nanti, mereka ingin setiap gagasan yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah, relevan, dan menjawab kebutuhan warga Bandung.
Farhan-Erwin juga akan fokus pada penyampaian gagasan berupa solusi nyata yang dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. “Kami ingin setiap kebijakan yang kami usulkan memberi dampak positif bagi semua lapisan masyarakat,” pungkas Farhan.