Predikat Baru: Bandung Jadi Juara Kemacetan di Indonesia

LIPUTAN BANDUNG – Kota Bandung kembali menjadi sorotan publik setelah laporan terbaru dari TomTom Traffic Index menyatakan bahwa kota ini adalah yang paling macet di Indonesia. Bahkan, secara global, Bandung masuk dalam peringkat ke-12 sebagai kota dengan tingkat kemacetan tertinggi di dunia. Kondisi ini mengalahkan sejumlah kota besar lainnya yang selama ini dikenal memiliki masalah serupa.

Data tersebut menunjukkan bahwa kemacetan di Bandung bukan sekadar persepsi masyarakat lokal, melainkan telah diakui secara internasional. Di tingkat nasional, kota ini mengungguli Medan, Palembang, Surabaya, dan bahkan ibu kota negara, Jakarta. Fakta ini cukup mengejutkan, mengingat Bandung secara geografis lebih kecil dan seharusnya lebih mudah dikelola dibanding kota-kota besar lain.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan memberikan pernyataan yang cukup tegas. Ia menyebutkan bahwa kemacetan yang melanda kotanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan, jumlah penduduk, dan ketersediaan infrastruktur jalan. Kota ini memiliki populasi sekitar 2,6 juta jiwa, dengan kendaraan pribadi mencapai 2,3 juta unit.

Baca Juga: Bio Farma Distribusikan Radiofarmaka FloDeg ke RSHS Bandung untuk Tingkatkan Layanan PET Scan Nasional

Farhan menjelaskan bahwa menambah jalan baru bukanlah solusi yang realistis. Kondisi geografis dan keterbatasan lahan membuat ekspansi jalan menjadi hampir mustahil. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung lebih memilih untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan dan efisien.

Salah satu langkah konkret yang sedang diupayakan adalah percepatan pembangunan flyover Nurtanio. Proyek ini diharapkan dapat membantu mengurai kepadatan lalu lintas, terutama di titik-titik yang selama ini menjadi simpul kemacetan. Farhan menegaskan bahwa flyover ini adalah salah satu kunci dalam mengatasi kemacetan akut yang terjadi saat ini.

Selain pembangunan jalan layang, Bandung juga sedang mengembangkan sistem transportasi massal modern berbasis Bus Rapid Transit (BRT). Sistem ini dirancang agar dapat menjadi tulang punggung pergerakan warga dan sekaligus mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi. Pemerintah kota bekerja sama dengan pemerintah pusat, provinsi, dan World Bank dalam mewujudkan proyek ambisius ini.

Dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Bandung juga akan melakukan uji coba terhadap sistem angkot pintar. Program ini masih dalam tahap studi kelayakan, namun diproyeksikan bisa menjadi solusi tambahan yang terintegrasi dengan sistem BRT. Inisiatif ini juga diharapkan bisa meningkatkan efisiensi dan kenyamanan pengguna angkutan umum.

Baca Juga: Pas Band, Rosemary, For Revenge dan Lainnya Siap Guncang Super Music Break Out Day (BOD) 2025 di Tritan Point Bandung

Tak hanya itu, kota Bandung juga fokus memperbaiki infrastruktur pejalan kaki. Sejumlah ruas jalan seperti Jalan Sumatra, Jalan Aceh, Jalan Kalimantan, dan Jalan Belitung sedang direnovasi dengan konsep trotoar yang ramah bagi pejalan kaki. Tujuan utamanya adalah menciptakan sistem mobilitas yang inklusif dan nyaman.

Pemerintah kota memahami bahwa membenahi kemacetan bukan perkara satu malam. Ini adalah pekerjaan jangka panjang yang memerlukan perencanaan matang, kolaborasi lintas sektor, dan tentu saja dukungan dari masyarakat. Setiap proyek yang dijalankan diarahkan untuk menjawab kebutuhan nyata di lapangan.

Langkah-langkah ini menjadi bagian dari strategi komprehensif dalam mengurangi volume kendaraan di jalanan Bandung. Pemerintah berharap bahwa kombinasi antara flyover, BRT, angkot pintar, dan trotoar bisa membawa perubahan signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Transformasi sistem transportasi di Bandung menjadi kebutuhan mendesak. Dengan jumlah kendaraan yang hampir menyamai populasi, tanpa perubahan kebijakan, situasi diperkirakan akan semakin memburuk. Oleh karena itu, pemerintah berharap setiap warga turut berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya ini.

Pembangunan tidak hanya bicara soal infrastruktur fisik, tetapi juga perubahan pola pikir masyarakat terhadap penggunaan kendaraan pribadi. Edukasi dan kampanye kesadaran menjadi bagian penting dari keseluruhan strategi mobilitas kota.

Baca Juga: Penataan Ruang Publik Bandung Berlanjut, 42 Bangunan Liar Dibongkar Satpol PP

Di tengah tantangan ini, Bandung mencoba untuk membuktikan bahwa kota padat penduduk pun bisa menjadi lebih tertib dan nyaman asalkan memiliki visi, kebijakan yang tepat, dan kerja sama semua pihak. Pemerintah optimis bahwa perubahan besar akan terjadi bila semua elemen bersatu menghadapi tantangan kemacetan ini.