LIPUTAN BANDUNG – International Communication Association (ICA) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Menyelenggarakan 75th ICA Annual Conference 2025 Jakarta Bandung Hub “Disrupting and Consolidating Communication Research”
International Communication Association (ICA) merupakan asosiasi akademisi terkemuka dalam bidang komunikasi yang bertujuan untuk memajukan studi ilmiah komunikasi melalui kolaborasi global dan penelitian akademik yang unggul.
Pada tahun 2025, ICA menyelenggarakan konferensi tahunan ke-75 dengan tema global “Communication and Global Challenges” yang berlangsung secara hybrid di Denver, Amerika Serikat.
Sebagai bagian dari rangkaian acara global ini, ICA Chapter Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Program Studi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Universitas Sumatera Utara, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Muhammadiyah Papua menyelenggarakan 75th ICA Annual Conference 2025 – Jakarta Bandung Hub dengan tema “Disrupting and Consolidating Communication Research” pada Senin, 16 Juni 2025 pukul 08.30-16.30 WIB di Auditorium Pascasarjana, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Baca Juga:Begini Tanggapan Unpad Terhadap Kasus Tindakan Asusila Dokter Spesialis Kandungan Klinik di Garut
Mengangkat tema sentral “Disrupting and Consolidating Communication Research”, konferensi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana kemajuan teknologi digital yang pesat dan inovasi mengubah paradigma penelitian komunikasi tradisional di Indonesia.
Konferensi ini juga menyoroti dampak disrupsi digital terhadap topik penelitian, metodologi, dan industri komunikasi, sekaligus menekankan tren konsolidasi yang berkembang, di mana institusi akademik, industri, dan pembuat kebijakan berkolaborasi untuk menyatukan upaya, berbagi sumber daya, dan memperkuat relevansi serta dampak bidang komunikasi.
Sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar dan tercepat di Asia Tenggara, Indonesia menghadapi pergeseran signifikan yang dipicu oleh disrupsi digital, memengaruhi berbagai sektor termasuk komunikasi publik.
Transformasi ini menghadirkan tantangan sekaligus peluang bagi para cendekiawan, praktisi, dan pembuat kebijakan di bidang komunikasi.
Konferensi ini diharapkan dapat mendorong dialog yang kaya di antara akademisi, pakar industri, dan pembuat kebijakan, serta meningkatkan pemahaman peserta tentang perkembangan terbaru dalam studi komunikasi, dengan fokus pada relevansi dan implikasinya bagi Indonesia.
Baca Juga:Tim Pemkot Bandung Survei Lokasi Pengelolaan Sampah, Tindak Lanjuti Riset ITB dan Unpad
Main Panel ICA Sesi 1 – Disrupting & Consolidating Communication Research in Indonesia
Pada sesi pertama, para pembicara membahas tantangan dan peluang riset komunikasi di era digital, dengan fokus pada integrasi teknologi seperti big data dan kecerdasan artifisial (AI), serta pendekatan kolaboratif dalam pengembangan literasi digital di Indonesia.
Pembicara pertama, Dr. Novi Kurnia, M.Si., M.A., membawakan topik mengenai riset kolaboratif literasi digital melalui studi kasus Japelidi. Beliau menegaskan urgensi literasi digital di tengah landscape komunikasi yang terus berubah dan menyoroti bagaimana teknologi big data, AI, dan lainnya membawa tantangan signifikan, mulai dari kesenjangan digital, keamanan siber, hingga penyebaran misinformasi dan disinformasi.
Pembicara kedua, Dr. Catur Suratnoaji, S.Sos., M.Si., memaparkan dampak disrupsi teknologi terhadap metodologi riset komunikasi di Indonesia. Beliau menjelaskan bagaimana pemanfaatan teknologi Big Data dan AI telah merevolusi metode penelitian komunikasi. Dr. Catur juga membahas adaptasi yang diperlukan oleh peneliti dan institusi untuk memanfaatkan inovasi ini secara etis dan efektif.
Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Trie Damayanti, M.Si dan dilanjutkan dengan diskusi aktif antara pembicara dan peserta konferensi yang mengangkat beragam pertanyaan kritis seputar etika, relevansi metodologis, serta tantangan implementasi di lapangan.
Main Panel ICA Sesi 2 – Disrupting & Consolidating Communication Research in Indonesia
Disrupting & Consolidating Communication Research in Indonesia Main panel sesi kedua dimoderatori oleh Dandi Supriadi, M.A. (SUT)., Ph.D. Sesi ini difokuskan pada refleksi terhadap perkembangan riset komunikasi di Indonesia dan pentingnya membangun kolaborasi riset lintas budaya serta global.
Pembicara pertama, Prof. Dr. Eni Maryani, M.Si., menyampaikan refleksi akademik atas perjalanan studi komunikasi di Indonesia.
Beliau memaparkan analisis mendalam tentang kondisi terkini penelitian komunikasi di Indonesia dan mengemukakan adanya kebutuhan untuk memperkuat pendekatan mix methods dalam riset komunikasi agar memberikan pemahaman yang komprehensif. Beliau juga menekankan pentingnya riset tentang literasi digital dan media.
Pembicara selanjutnya, Prof. Dr. Alois Moosmüller memaparkan pentingnya perspektif interkultural dalam riset komunikasi dan bagaimana kolaborasi internasional dapat memperkaya praktik dan teori komunikasi.
Beliau juga memaparkan bahwa komunikasi dan budaya saling terkait, di mana komunikasi melahirkan budaya dan pemahaman yang merupakan prasyarat untuk membangun komunikasi yang efektif.
Prof. Alois juga menjelaskan model kompetensi antar budaya untuk kolaborasi yang efektif yang mencakup lima aspek yaitu skills, awareness, attitude, knowledge, dan desire outcome serta membahas masa depan komunikasi riset global dan antar budaya.
Sebanyak 40 poster yang telah dikurasi oleh tim reviewer ditampilkan oleh para peneliti. Topik yang diangkat mencakup berbagai isu kontemporer dalam kajian komunikasi, diantaranya transformasi digital, komunikasi politik, komunikasi kesehatan, media baru, hingga representasi kelompok rentan dalam ruang publik digital.
Presenter poster diberikan waktu khusus untuk mempresentasikan hasil penelitiannya secara langsung kepada audiens, menciptakan ruang diskusi terbuka dan interaktif.
Konferensi ini menjadi forum penting untuk memperkuat jejaring akademik dan membangun kolaborasi lintas institusi. Melalui diskusi yang inklusif dan reflektif, konferensi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan kajian komunikasi di Indonesia, khususnya dalam menjawab tantangan era digital dan memperkuat konsolidasi akademik menuju masa depan yang lebih adaptif dan relevan.***