LIPUTAN BANDUNG+International Communication Association (ICA) adalah asosiasi akademisi terbesar dan terkemuka dalam bidang komunikasi. ICA bertujuan untuk memajukan studi ilmiah tentang komunikasi dengan mendorong dan memfasilitasi keunggulan dalam penelitian akademis di seluruh dunia. Di tahun ini, ICA menyelenggarakan konferensi tahunan ke-74 yang bertemakan “Communication and Global Human Rights” atau “Komunikasi dan Hak Asasi Manusia Global’. Konferensi ini berlangsung pada tanggal 20-24 Juni 2024 di Gold Coast, Australia.
Disamping konferensi yang berlangsung di Australia, ICA juga bekerja sama dengan ICA chapter Indonesia untuk menyelenggarakan 74th ICA Annual Conference – Jakarta Bandung Hub. ICA chapter Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya dan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Tema dari 74th ICA Annual Conference – Jakarta Bandung Hub adalah “Human Rights Advocacy: The Communication Challenges” atau “Advokasi Hak Asasi Manusia: Tantangan Komunikasi”.
74th ICA Annual Conference – Jakarta Bandung Hub dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran pada tanggal 20-21 Juni 2024. Rangkaian kegiatan pada hari pertama, 20 Juni 2024 adalah Keynote Speech oleh Prof. Noshir Contractor (Northwestern University), main panel 1 topik “Media & Human Right dengan pembicara Prof. dr. C.H. (Claes) de Vreese (University of Amsterdam), Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., SH., M.Si (Universitas Padjadjaran) dan Dandhy Dwi Laksono (Watchdoc) dengan moderator : Dr. phil. Subekti W. Priyadharma, M.A.
Pada main panel 2 mengangkat topik “Communicating Mental Health: Indonesian & Asian Perspectives” dengan pembicara Prof. Susanne Dida, M.M. (Universitas Padjadjaran), Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, MOP., Ph.D (Universitas Padjadjaran), dan Dr. Emma Mohamad (Universiti Kebangsaan Malaysia) serta moderator : Syauqi Lukman, S.Sos., MSM.
Main Panel 1 – Media & Human Right
Pembicara pertama yaitu Prof. dr. C.H. (Claes) de Vreese, menekankan pentingnya membangun kepercayaan terhadap AI untuk memaksimalkan manfaatnya bagi masyarakat. Menurutnya, AI memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif jika diterapkan dengan bijaksana dan diatur dengan baik. Hal ini sangat relevan dalam konteks pengambilan keputusan di berbagai sektor penting seperti kesehatan, keadilan, dan media.
Pembicara kedua yaitu Dr. Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos., SH., M.Si., membahas pentingnya transparansi, partisipasi publik, dan akuntabilitas dalam pemilu presiden Indonesia, serta peran media dalam dinamika politik. Ia juga menyoroti isu-isu kritis seperti integritas penyelenggara pemilu, netralitas media, dan kampanye negatif yang perlu diperhatikan untuk memastikan pemilu yang adil dan demokratis
Terakhir, pembicara ketiga yaitu Dandhy Dwi Laksono, menekankan bahwa doktrin, mitos, dan propaganda dalam media sangat mempengaruhi seleksi informasi dan kesadaran kolektif masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran kolektif untuk mengatasi isu-isu seperti impunitas, ekonomi, investasi, dan pasar dalam konteks hak asasi manusia.
Baca Juga: SBM ITB Bekerja Sama dengan 11 Mitra untuk Berikan Dampak Sosial yang Lebih Luas
Main Panel 2 – Communicating Mental Health: Indonesian & Asian Perspectives
Pembicara pertama yaitu Prof. Susanne Dida, M.M., memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan peluang dalam komunikasi kesehatan mental, khususnya bagi Generasi Alpha di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang karakteristik dan kebutuhan generasi ini, diharapkan dapat tercipta pendekatan yang lebih efektif dalam mendukung kesehatan mental mereka. Dukungan yang tepat dan upaya destigmatisasi yang berkelanjutan sangat diperlukan agar Generasi Alpha dapat tumbuh dengan sehat secara mental dan emosional.
Pembicara kedua yaitu Prof. Zahrotur Rusyda Hinduan, MOP., Ph.D., menegaskan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam penelitian “resilence”, terutama di Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan sosial yang kaya. Ia juga menekankan bahwa validasi alat ukur yang akurat dan relevan secara linguistik, psikologis, dan budaya adalah kunci untuk memahami dan meningkatkan resilence individu dan komunitas dalam menghadapi tantangan global.
Dan penutup, yaitu Dr. Emma Mohamad mengatakan komunikasi memainkan peran vital dalam menciptakan sistem pendukung di dalam keluarga, teman sebaya, dan komunitas yang dapat meningkatkan literasi kesehatan mental di negara-negara Asia Tenggara. Namun, ini harus didukung oleh sistem yang kuat, termasuk sistem pendidikan, kebijakan, akses terhadap perawatan, dan kualitas layanan. Agenda dilanjutkan dengan poster presentation.
Setelah sesi panelis dan diskusi, acara dilanjutkan dengan presentasi poster. Sebanyak 22 poster yang telah dikurasi oleh reviewer dipresentasikan oleh masing-masing presenter. Setiap presenter diberikan waktu yang telah ditentukan untuk memaparkan penelitian atau proyek yang tertera dalam poster mereka.
Poster yang dipresentasikan mencakup berbagai topik yang telah menjadi fokus diskusi dalam konferensi ini, seperti Communication and Marginalized Issues, The Dynamics of Communication and Activism, dan Human Rights and Social Justice.
Agenda hari kedua pelaksanaan Konferensi ICA Annual Conference Jakarta-Bandung Hub adalah menyiarkan Konferensi ICA yang dilaksanakan di Gold Coast, Australia dengan topik yang diangkat adalah (1) Vulnerability, Care, and Affect in Communication Research, (2) Health Misinformation and Science Communication, (3) Digital Activism in Precarity: Security, Surveillance and Support to Rights in Limited Freedoms, (4) Disinformation, Fake News, and Conspiracy.