LIPUTAN BANDUNG – Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) turut berkontribusi dalam peluncuran Program Jagoan Wirausaha (JAWARA) Jawa Barat 2025 yang digelar di Aula Timur ITB, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Program JAWARA merupakan inisiatif pengembangan kewirausahaan siswa SMK berbasis data dan teknologi yang melibatkan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pendidikan hingga industri. Adapun mitra kolaboratif dalam program ini meliputi SBM ITB, GEMA Foundation, PT. CHOLORINE, Telkomsel, ENI-VOKE dari SEAQIS.
SBM ITB berperan melalui program bootcamp pengembangan kemampuan pengambilan keputusan berbasis pengolahan data, dengan menghadirkan pelatihan Business Analytics dan Creative Entrepreneurship bagi siswa, guru, dan pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas analisis bisnis dan kreativitas berbasis data.
Dalam laporan panitia penyelenggara JAWARA 2025, Dr Edy Purwanto, MM, Kepala Bidang PSMK menyatakan, “Program ini bertujuan mengembangkan kewirausahaan siswa SMK berbasis data dan teknologi, membekali guru sebagai mentor bisnis, serta meningkatkan pemahaman design thinking dan penggunaan cloud analytics sebagai bagian dari inisiatif EDYP,”
Baca Juga: HCM Talks SBM ITB: Menavigasi Tantangan Keberlanjutan dan Kebijakan Publik
Diluncurkan oleh Dr. Deden Saepul Hidayat, S.Pd., M.Pd, Plt Dinas Pendidikan Jawa Barat,“Program Jawara ini menjadi solusi dari investasi terbatasnya lapangan kerja terhadap mahasiswa SMK. ” ujarnya.
Dilanjutkan oleh pemaparan tiga program unggulan SBM ITB, Shimaditya Nuraeni, M.S.M., M.Eng., perwakilan Lab Big Data dan Business Analytics SBM ITB, menekankan pentingnya pemanfaatan data dalam dunia usaha saat ini.
“Kita sudah berada di era teknologi, sehingga melakukan survei satu per satu secara langsung di beberapa konteks akan tidak efektif. Termasuk di SMK. Misalnya, bagaimana trend data penjualan memberikan insight terhadap produk apa yang perlu diproduksi berikutnya, bagaimana strategi marketing selanjutnya setelah hasil analisis promosi di sosial media,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa 70% usaha saat ini belum mampu mengubah data menjadi profit. “Ketidakmampuan mengelola data sering kali berujung pada keputusan yang keliru, inefisiensi operasional maupun keuangan, dan bahkan kehilangan peluang pasar,” ujarnya.
Sebagai solusi, SBM ITB menghadirkan Data Detective Bootcamp, program eksklusif untuk SMK yang berlangsung dari Juli 2025 hingga Februari 2026.
“Program ini memiliki skema pengembangan 6 skilset, dengan pertemuan sebulan sekali bersama fasilitator. Semua jurusan di SMK diundang untuk mengikuti pelatihan ini agar untuk lebih kaya perspektif, mendorong kolaborasi pada pendekatan pembelajaran berbasis masalah,” jelas Shima.
Ia memberikan contoh sederhana: “Misalnya kita unggah konten, lalu ingin tahu berapa banyak yang menonton di TikTok, Instagram, Facebook. Bagaimana hasil datanya digunakan menjadi landasan untuk keputusan berikutnya, serta bagaimana melakukan evaluasi dari kegiatan yang sudah dilakukan, semua ini ada dalam program Data Detective.”
Selain itu, SBM ITB juga membuka Business Analytics Bootcamp berdurasi tiga hari yang melibatkan 900 peserta dari kalangan siswa SMA/SMK/MA, guru, dan pelaku UMKM. Program ini menawarkan pelatihan tiga keterampilan utama: pemasaran, keuangan, dan pembuatan dashboard untuk monitoring usaha.
Terakhir, khusus bagi para guru SMK, SBM ITB mengadakan Entrepreneurship & Creative Learning Bootcamp selama dua hari. Program ini menekankan keterampilan design thinking, pengembangan 21st century skill untuk siswa dan keterampilan negosiasi, .
“Kalau siswa SMK yang program PWK kita latih untuk memasarkan produk, maka di program ini para guru PKK, KWU, dan BK diajak strategi belajar bernegosiasi,” tutupnya.
Untuk itu, seluruh program pelatihan ini dirancang berbasis praktik, dengan pendampingan langsung dari mentor profesional SBM ITB.
Program ini merupakan kolaborasi antara Laboratorium Big Data dan Business Analytics dengan dosen dari kelompok keilmuan seperti Kewirausahaan dan Manajemen Teknologi (ETM), Pengambilan Keputusan dan Negosiasi Strategis (DMSN), Manajemen Manusia dan Pengetahuan (PKM), Strategi Bisnis dan Pemasaran (BSM), hingga Risiko Bisnis, Keuangan (BRF), dan Manajemen Operasi dan Kinerja (OPM).
Program JAWARA diharapkan menjadi inspirasi dan model kewirausahaan sekolah vokasi nasional. Lewat kolaborasi dan inovasi, program ini menargetkan pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan di Jawa Barat dan Indonesia, sejalan dengan visi Jabar Istimewa.