Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah dan TNI

JAWA BARAT90 Dilihat

LIPUTAN BANDUNG – Keluarga Korban Ledakan Amunisi di Garut Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah dan TNI

Keluarga korban yang tewas dalam insiden ledakan amunisi yang terjadi di Kampung Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, pada Senin, 12 Mei 2025, menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Ledakan yang terjadi saat proses pemusnahan amunisi bekas yang sudah tidak layak pakai itu menewaskan 13 orang, sembilan di antaranya adalah warga sipil, sementara empat lainnya adalah anggota TNI.

Tragedi ledakan ini meninggalkan duka mendalam, dan keluarga korban kini berjuang untuk mendapatkan keadilan serta pertanggungjawaban atas insiden yang merenggut nyawa orang-orang terdekat mereka.

Baca Juga: Insiden Peledakan Amunisi Tak Layak Pakai di Garut: Dua Anggota TNI dan Sembilan Warga Meninggal Dunia

Tuntutan Keluarga Korban

Farid Marudin, kakak dari salah satu korban tewas, Endang Rahmat, menyampaikan rasa kecewa dan tuntutannya terhadap pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab, terutama pemerintah dan TNI.
Menurut Farid, Endang Rahmat meninggalkan seorang anak kecil yang sangat membutuhkan biaya hidup, serta istri yang kini harus menghadapi kenyataan pahit atas peristiwa ini.

Farid mengungkapkan bahwa Endang yang sehari-hari bekerja sebagai sopir membawa barang-barang bekas peralatan TNI, termasuk amunisi, juga sering kali mengangkut traktor hasil panen padi.
Endang adalah sosok yang berperan besar dalam perekonomian keluarga dan menjadi penanggung jawab utama bagi keluarganya.

“Peristiwa ini sangat menyakitkan bagi kami. Kakak saya adalah tulang punggung keluarga. Kini, anak kecilnya yang masih membutuhkan banyak biaya hidup harus kehilangan ayahnya,” kata Farid dengan penuh kesedihan saat diwawancarai di Garut pada Selasa, 13 Mei 2025.

Proses Pemakaman yang Tertunda

Farid juga menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk pemakaman Endang Rahmat yang merupakan warga Singajaya, Garut.

Namun, hingga saat itu, mereka masih menunggu proses verifikasi dari pihak berwenang sebelum jenazah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Baca Juga: Persib Bandung Kehilangan Empat Pilar Saat Bertandang ke Persita

Proses ini memang harus melalui prosedur yang jelas, mengingat peristiwa ledakan tersebut terjadi dalam konteks operasi militer.

“Kami masih menunggu hasil verifikasi dari pihak berwenang sebelum korban diserahkan kepada kami untuk dimakamkan. Kami berharap semua proses ini bisa berjalan lancar,” tambah Farid.

Rencananya, pemakaman Endang Rahmat akan segera dilakukan setelah serah terima jenazah dari pihak yang berwenang.

Keluarga berharap agar jenazah korban dapat segera dikebumikan dengan layak, meski di tengah perasaan yang sangat berat akibat kehilangan yang mendalam.

Peristiwa Ledakan Amunisi yang Menghancurkan

Insiden tragis ini bermula pada pukul 09.30 WIB, Senin, 12 Mei 2025, saat TNI sedang melaksanakan disposal atau pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai.

Namun, proses tersebut berakhir dengan ledakan dahsyat yang merenggut banyak nyawa. Dari 13 korban tewas, sembilan di antaranya adalah warga sipil yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan militer, sementara empat lainnya adalah anggota TNI yang terlibat dalam proses pemusnahan amunisi tersebut.

Peristiwa ini tidak hanya mencoreng citra militer, tetapi juga menimbulkan rasa takut dan kekecewaan di kalangan masyarakat setempat.

Warga yang tinggal di sekitar lokasi pemusnahan amunisi tidak pernah menduga bahwa kegiatan yang bertujuan untuk menghancurkan bahan berbahaya itu malah berakhir dengan tragedi besar.

Kejadian ini mengundang banyak pertanyaan mengenai prosedur dan keselamatan dalam pelaksanaan disposal amunisi yang sudah tidak layak pakai.

Tanggung Jawab yang Dituntut

Pihak keluarga, terutama Farid Marudin, menegaskan bahwa mereka menuntut pertanggungjawaban penuh atas kejadian tersebut.

Mereka ingin agar pihak yang bertanggung jawab, baik dari pemerintah maupun TNI, memberikan klarifikasi dan tindakan yang sesuai, serta memastikan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.

“Ini bukan hanya soal kehilangan nyawa, tetapi juga soal tanggung jawab negara terhadap warganya. Kami berharap pemerintah dan TNI segera memberikan penjelasan terkait insiden ini,” ujar Farid dengan penuh harap.

Selain itu, keluarga juga berharap agar ada perhatian lebih terhadap kesejahteraan keluarga korban, terutama bagi anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tua mereka.

Mereka berharap ada dukungan moral dan materiil yang bisa membantu mereka menjalani hidup setelah kehilangan yang begitu besar.

Penyelidikan dan Langkah Kedepan

Pihak berwenang, baik dari TNI maupun aparat sipil, telah memulai penyelidikan terhadap peristiwa tersebut. Proses investigasi ini diharapkan dapat mengungkap penyebab pasti dari ledakan yang terjadi dan memastikan bahwa tidak ada kelalaian dalam prosedur pemusnahan amunisi.

Selain itu, penting bagi pihak terkait untuk memberikan penjelasan yang transparan kepada keluarga korban dan masyarakat, agar tidak ada kesalahpahaman atau spekulasi yang berkembang.

Selain itu, pemerintah juga perlu memastikan adanya sistem kompensasi yang adil bagi keluarga korban yang kehilangan anggota keluarga mereka akibat peristiwa ini.

Jangan sampai tragedi seperti ini berlalu begitu saja tanpa ada tindak lanjut yang memadai, baik dalam bentuk pertanggungjawaban maupun perbaikan prosedur keselamatan dalam kegiatan militer yang berpotensi membahayakan masyarakat.

Dengan adanya penyelidikan yang transparan dan langkah-langkah nyata dari pemerintah dan TNI, diharapkan keluarga korban bisa mendapatkan keadilan yang pantas mereka terima, serta mencegah terjadinya insiden serupa di masa yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *