Bersaing dengan Filipina, Lulusan StiKes Budi Luhur Cimahi Berpeluang Besar Kerja di Luar Negeri

EDUKASI15 Dilihat

LIPUTAN BANDUNG – Minimnya peluang bekerja untuk profesi perawat dan bidang di Indonesia menuai sorotan dari pelbagai pihak, termasuk Kepala LLDIKTI Wilayah IV (Jawa Barat dan Banten) Dr. Lukman.

Menurutnya peluang bekerja untuk profesi perawat dan bidan di Indonesia kian terbatas. Sementara, di luar negeri, seperti di Jepang, Timur Tengah, Jerman dan negara lainnya terbuka lebar.

“Karena tenaga kesehatan itu sangat langka di sana dan hanya bisa dipenuhi orang Asia dan kita ini hanya bersaing dengan Filipina,” kata Lukman saat ditemui di StiKes Budi Luhur Kota Cimahi, Rabu 14 Mei 2025.

Kendati demikian, ungkap Lukman, hal yang menjadi permasalahannya banyak tenaga kerja di Indonesia, namun para orang tua yang belum lapang dada atau siap melepas putra-putrinya untuk berkarir di luar negeri.

“Para mahasiswa di StiKes Budi Luhur ini sudah ditempa untuk siap ke luar negeri. Tinggal anak didiknya siap atau tidak dan orangtuanya siap atau tidak melepas, apalagi untuk perempuan,” ungkapnya.

Saat ini, sebut Lukman, di Jawa Barat dan Banten tercatat sebanyak 415 perguruan tinggi dengan 29.958 prodi dan dari jumlah tersebut terdapat 100 prodi terkait keperawatan dan kebidanan.

“Dari 100 itu hanya ada 10 prodi keperawatan yang memang unggul dan salah satunya StiKes Budi Luhur,” sebutnya.

“Jadi StiKes Budi Luhur ini adalah salah satu perguruan tinggi yang unggul di Jabar dan Banten,” sambungnya.

Lukman menilai, StiKes Budi Luhur juga sudah membuktikan daya saingnya bukan hanya unggul, setiap tahun secara nasional dari 10 juta mahasiswa dihasilkan 111.000 terkait dengan tenaga kesehatan, seperti bidan dan perawat.

“Di Jawa Barat dan Banten ada 36.000 terkait dengan perawat. Tapi ini kan semua harus bersaing memperoleh pekerjaan,” ujarnya.

“Sekarang ini lulusan dari StiKes Budi Luhur ini sudah kita lihat akan dilepas ke Jepang, Kuawit, Arab Saudi dan Turki,” ucapnya.

Lukman menegaskan, label unggul tentunya melihat juga dari lulusan-lulusan yang berdaya saing tidak hanya di nasional namun juga dapat diterima di level internasional.

“Karena tidak mudah untuk bisa diterima di Jepang karena ada standar-standar untuk pembelajaran mereka dan ada juga seleksinya,” tegasnya.

“Semua itu sudah dijalin StiKes Budi Luhur, sehingga akan menjadi duta Indonesia yang ada di Jepang, Kuwait dan negara lainnya,” tambahnya.

Oleh karena itu, dirinya menyarankan untuk seluruh perguruan tinggi agar mampu mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri yang terampil, terutama di bidang kesehatan.

“Jadi bukan hanya mengirimkan tenaga kerja kasar. Sebab, kita akan bangga dan kepala kita akan tegak kalau ada tenaga-tenaga terampil,” ujarnya.

“Saya berpesan untuk seluruh sekolah-sekolah tinggi yang ada di Jabar dan Banten untuk jangan asal mendidik,” katanya.

Kendati begitu, harus dengan standar internasional supaya anak didik ketika ada tawaran sudah siap.

“Untuk bidan dan perawat itu masih terbuka luas, tapi bukan di Indonesia melainkan di luar negeri,” tandasnya.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *