LIPUTAN BANDUNG – KABAR DUKA! Mbok Yem, Legenda Warung Puncak Gunung Lawu, Meninggal Dunia Karena Sakit Ini
Kabar duka datang dari Gunung Lawu. Wakiyem, yang lebih dikenal dengan nama Mbok Yem, pemilik warung legendaris yang terletak di puncak Gunung Lawu, meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Kepergian Mbok Yem, yang terjadi pada Rabu (23/4), meninggalkan kesedihan bagi para pendaki Gunung Lawu dan masyarakat lokal yang sudah lama mengenalnya sebagai sosok yang tangguh dan penuh semangat.
Baca Juga: KDM Tegaskan Pencegahan Konflik Sosial di Seluruh Jajaran Pemerintah
Sejak tahun 1980-an, Mbok Yem membuka warung di puncak gunung, tepatnya di dekat puncak Hargo Dumilah, yang terletak pada ketinggian 3.150 mdpl.
Warung Mbok Yem ini menjadi tempat peristirahatan para pendaki yang mengarungi medan berat menuju puncak Gunung Lawu.
Kehadirannya yang ramah dan senantiasa melayani para pendaki dengan makanan sederhana menjadikannya sosok yang tak terlupakan.
Kepergian Mbok Yem menjadi kehilangan besar bagi dunia pendakian Gunung Lawu.
Para pendaki yang sudah berjuang melewati jalur yang menantang sering kali mengistirahatkan diri sejenak di warungnya. Mbok Yem dikenal sebagai sosok ibu yang selalu siap membantu dan memberikan semangat.
Tak hanya makanan, tetapi juga ketulusan yang ia berikan kepada setiap orang yang singgah di warungnya.
Pada bulan Ramadan lalu, Mbok Yem sempat menderita sakit dan dirawat di rumah sakit.
Penyakit yang dideritanya mengharuskannya turun gunung lebih awal dari tradisi biasanya. Namun, meskipun fisiknya sudah lemah, ia tetap menunjukkan ketangguhannya dalam menjalani kehidupan yang keras di puncak gunung.
Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu kini akan menjadi kenangan abadi bagi setiap pendaki yang pernah singgah.
Baca Juga: Jabar Reaktivasi Kereta Api, Siap Mendorong Pariwisata ke Level Berikutnya!
Sosok legendaris ini mengajarkan banyak orang tentang ketangguhan, semangat hidup, dan pentingnya berbagi dengan sesama, meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan.
Mbok Yem: Legenda Gunung Lawu yang Meninggalkan Jejak Abadi
Kepergian Wakiyem, yang lebih dikenal dengan nama Mbok Yem, pada Rabu 23 April 2025 membawa duka mendalam bagi masyarakat sekitar Gunung Lawu dan para pendaki yang telah mengenal sosoknya.
Mbok Yem, pemilik warung legendaris yang terletak di puncak Gunung Lawu, mengembuskan nafas terakhirnya di usia 82 tahun. Ia meninggal dunia di kediamannya di Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur, setelah berjuang melawan penyakit yang sudah mengganggu kesehatannya sejak beberapa bulan terakhir.
Menurut informasi yang diperoleh dari Kepala Dusun Cemoro Sewu, Agus, Mbok Yem telah lama menderita sakit sebelum bulan puasa.
Almarhumah sempat dirawat di RSUD Ponorogo namun akhirnya harus turun gunung lebih awal dari tradisi biasanya.
Biasanya, Mbok Yem baru akan turun gunung menjelang Lebaran, namun tahun ini ia terpaksa harus lebih awal karena kondisinya yang semakin memburuk.
Mbok Yem dikenal sebagai sosok yang tangguh dan penuh semangat. Sejak tahun 1980-an, ia membuka warung di puncak Gunung Lawu, yang terletak di ketinggian sekitar 3.150 mdpl, tepatnya di dekat puncak Hargo Dumilah.
Warungnya menjadi tempat peristirahatan para pendaki yang menuju puncak, sebelum melanjutkan perjalanan menuju Hargo Dumilah, puncak tertinggi di Gunung Lawu.
Warung sederhana Mbok Yem menjadi satu-satunya tempat makan di puncak gunung yang menjadi titik istirahat bagi para pendaki yang menginginkan makanan hangat setelah perjalanan panjang yang melelahkan.
Meski cuaca ekstrem sering melanda, seperti angin kencang dan suhu yang bisa mencapai minus 5 derajat Celcius, Mbok Yem tetap bertahan di warungnya, menawarkan hidangan sederhana seperti nasi pecel dan gorengan dengan harga terjangkau.
Ia dikenal sebagai wanita yang ramah dan murah senyum, tidak hanya melayani para pendaki yang datang, tetapi juga sering membantu mereka yang mengalami kelelahan atau tersesat di jalur pendakian.
Sebagai sosok ibu bagi banyak pendaki, Mbok Yem menjadi bagian dari perjalanan emosional mereka di Gunung Lawu.
Banyak pendaki yang mengenang Mbok Yem sebagai legenda hidup yang tak hanya menyediakan makanan dan minuman, tetapi juga memberikan semangat.
Kehadiran Mbok Yem di puncak Gunung Lawu menjadi simbol ketangguhan dan kegigihan seorang wanita yang menjalani kehidupan penuh tantangan, meski usianya sudah senja.
Sebagian besar pendaki yang pernah singgah di warungnya merasa bahwa perjalanan mereka belum lengkap tanpa berhenti sejenak di warung Mbok Yem.
Kehadiran warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu memang cukup unik.
Berbeda dengan pedagang musiman di gunung-gunung lain yang hanya berjualan pada musim liburan atau akhir pekan, Mbok Yem telah menjadi bagian dari Gunung Lawu sejak lama.
Warungnya menjadi titik penting bagi pendaki yang membutuhkan istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Para pendaki sering kali merasa diberkahi dengan kehangatan hidangan yang disediakan oleh Mbok Yem, terutama di tengah cuaca dingin dan angin kencang yang menerpa.
Selain menjadi tempat peristirahatan, warung Mbok Yem juga dikenal sebagai tempat bertukar cerita bagi para pendaki.
Banyak yang datang bukan hanya untuk makan, tetapi juga untuk berbagi pengalaman dan cerita tentang pendakian mereka.
Bagi banyak pendaki, warung Mbok Yem bukan hanya sekadar tempat makan, tetapi sudah menjadi bagian dari perjalanan spiritual mereka di Gunung Lawu.
Meskipun kini Mbok Yem telah meninggalkan dunia ini, warungnya akan tetap dikenang sebagai salah satu warung tertinggi di Indonesia yang telah memberikan banyak kenangan bagi para pendaki.
Di usia yang sudah lanjut, Mbok Yem tetap berjuang bertahan di puncak gunung, sebuah tempat yang sangat menantang untuk ditinggali, terlebih di tengah cuaca ekstrem yang sering terjadi.
Di balik cerita legendaris tentang warungnya, Mbok Yem juga menginspirasi banyak orang dengan semangat pantang menyerahnya.
Ia mengajarkan kita bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan, tidak ada yang tidak mungkin jika kita memiliki tekad yang kuat dan semangat untuk bertahan.
Mbok Yem mungkin sudah pergi, tetapi warungnya dan kenangannya akan selalu hidup di hati para pendaki Gunung Lawu.
Kepergiannya meninggalkan ruang kosong yang tak tergantikan, namun namanya akan terus dikenang sebagai bagian dari sejarah Gunung Lawu.
Para pendaki yang pernah singgah di warungnya akan selalu mengingat keramahan dan ketangguhan Mbok Yem, yang telah menjadi simbol dari semangat hidup yang tak kenal lelah meski dihadapkan dengan segala rintangan.
Warung Mbok Yem juga menjadi saksi bisu bagi banyak momen bersejarah yang terjadi di puncak Gunung Lawu.
Baik itu pendaki yang berhasil mencapai puncak, atau mereka yang memutuskan untuk berhenti sejenak dan berbagi cerita.
Semua orang yang pernah singgah di sana tahu bahwa kehadiran Mbok Yem memberikan kehangatan, baik secara fisik maupun emosional. Ia adalah sosok yang akan selalu dikenang di hati pendaki Gunung Lawu.
Kini, meskipun warung Mbok Yem akan kosong tanpa kehadirannya, legenda tentang wanita tangguh ini akan terus hidup.
Setiap pendaki yang mengunjungi Gunung Lawu akan selalu mengenang Mbok Yem sebagai bagian dari perjalanan mereka, sosok ibu yang dengan penuh kasih sayang menyambut mereka di puncak yang penuh tantangan.
Kepergiannya menjadi tanda bahwa setiap perjalanan, baik itu di gunung maupun dalam hidup, selalu ada awal dan akhirnya.
Namun, kisah tentang Mbok Yem akan terus dikenang, dan namanya akan abadi dalam sejarah pendakian Gunung Lawu.