Taruh Harapan Besar, Dirjen PHPT: Generasi Milenial dan Z Jadi Garda Depan Transformasi Digital Pertanahan

oleh -15 Dilihat
Sumber: atrbpn.go.id

LIPUTAN BANDUNG – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menaruh harapan besar pada generasi milenial (Y) dan Z dalam mewujudkan transformasi digital layanan pertanahan. Menurut Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT) Kementerian ATR/BPN, Asnaedi, generasi muda ini memiliki kombinasi hard skill dan soft skill yang mumpuni untuk menghasilkan inovasi layanan yang dibutuhkan masyarakat.

“Kami berharap generasi Y dan Z yang matang secara ilmu, keterampilan, kepercayaan diri, dan kemauan kuat ini menjadi fondasi dan motor penggerak transformasi digital ATR/BPN,” ujar Asnaedi dalam Diskusi Agraria V yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Sabtu (19 Oktober 2025).

Transformasi digital di Kementerian ATR/BPN telah dimulai sejak 2024 dengan penerapan Sertipikat Elektronik di seluruh Kantor Pertanahan. Pada tahun 2025, inovasi berlanjut dengan layanan Peralihan Hak Atas Tanah Elektronik yang hampir diterapkan di seluruh provinsi. Mulai tahun 2026, sertipikat cetak atau konvensional akan menjadi pilihan karena seluruh sertipikat tanah akan berbentuk digital.

Asnaedi menjelaskan bahwa transformasi ini dilakukan untuk mencegah pemalsuan sertipikat kertas yang merugikan masyarakat. Kementerian ATR/BPN menargetkan layanan pertanahan fully digital pada tahun 2028 dengan penerapan blockchain pertanahan dan smart contract.

“Mulai tahun 2028, layanan pertanahan diharapkan sudah fully digital dengan penerapan blockchain pertanahan dan smart contract,” kata Asnaedi dalam diskusi yang bertema “Peran Strategis Generasi Z dalam Inovasi dan Keadilan Pertanahan Menuju Transformasi Agraria di Era Society 5.0”.

Selain itu, Kementerian ATR/BPN juga tengah menyiapkan Generative Artificial Intelligence (AI) Pertanahan untuk mengintegrasikan seluruh peraturan dan petunjuk teknis dalam satu sistem cerdas. Asnaedi meyakini bahwa AI ini akan mendukung pengambilan keputusan dan berpotensi menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Asnaedi berharap para Taruna/i STPN sebagai bagian dari generasi Y dan Z dapat mewujudkan transformasi digital ini. Terlebih lagi, STPN juga sedang bersiap untuk bertransformasi menjadi Politeknik.

“Dengan transformasi Sekolah Tinggi Pertanahan menjadi Politeknik, diharapkan Taruna/i akan lebih percaya diri, kreatif, dan siap menjadi bagian dari masa depan ATR/BPN dan bangsa Indonesia,” pungkas Asnaedi.

Diskusi Agraria V ini diikuti oleh 376 Taruna/i Tingkat I STPN, serta mahasiswa dari Polbangtan YOMA, UPN Veteran Yogyakarta, dan UGM. Turut hadir sebagai narasumber perwakilan Kantor Wilayah BPN Provinsi DIY, Ditjen PHPT, Pemerintah Provinsi DIY, serta Guru Besar dan Dosen STPN. ***