Desa Baumata Kupang Jadi Kampung Reforma Agraria: Penghasilan Warga Naik Sampai Rp1,5 Juta/Bulan dari Pisang Cavendish

oleh -30 Dilihat
Sumber: atrbpn.go.id

LIPUTAN BANDUNG – Di Desa Baumata, yang terletak tak jauh dari ibu kota Nusa Tenggara Timur, geliat ekonomi baru mulai terasa. Desa ini menapaki babak baru setelah resmi ditetapkan sebagai Kampung Reforma Agraria oleh Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten Kupang pada Oktober 2025 – tindak lanjut dari Redistribusi Tanah tahun 2022 dan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) tahun 2023.

“Sejauh ini, kegiatan pendaftaran tanah melalui redistribusi dan PTSL sudah berjalan sangat bagus. Tujuan penataan akses adalah meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat,” ujar Kepala Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Kupang, Wawas Setiawan, saat ditemui di kantornya, Kamis (06/11/2025).

Setelah warga mendapatkan kepastian hukum atas tanah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melakukan penataan akses mulai dari pemetaan sosial hingga penguatan kelembagaan. Salah satu langkahnya adalah mengajak off-taker PT Agromina Makmur Sejahtera untuk memberikan bibit pisang cavendish kepada warga.

Kantah Kupang kemudian mengajukan Desa Baumata menjadi Kampung Reforma Agraria agar dukungan dari berbagai stakeholder, termasuk Pemerintah Daerah, bisa masuk. “Dengan status ini, pendampingan usaha, permodalan, dan aksesibilitas akan lebih baik. Harapannya, desa ini jadi role model peningkatan kesejahteraan di Kupang,” ungkap Wawas.

Hasilnya pun memuaskan: dari yang awalnya hanya bergantung pada jagung dan tomat, warga kini bertambah pendapatannya dari jual pisang. Rata-rata penghasilan per kapita mencapai Rp500.000, dan beberapa yang lebih produktif mendapatkan lebih banyak.

Kostan Humau, Pembina Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Kampung Daun, adalah salah satu yang merasakan dampak langsung. “Sekarang hasilnya sudah terasa banget. Dari kebun pisang ini, saya bisa tambah penghasilan sampai Rp1,5 juta per bulan,” ujarnya dengan senyum bangga.

Meski begitu, ia berharap program disertai dengan pembangunan infrastruktur pertanian, terutama saluran irigasi. “Kadang musim kering panjang, kesulitan siram. Kalau ada irigasi, pasti hasilnya lebih bagus lagi,” harapnya.

Bupati Kupang, Yosef Lede, menyambut baik langkah ATR/BPN dan berkomitmen mendukung penuh. “Kita support penuh karena ini bukan cuma soal sertipikat – tapi ada pemberdayaan tambahan. Ini program plus yang bagus, menyentuh aspek kesejahteraan masyarakat. Ini tugas bersama, kolaborasi untuk meningkatkan ekonomi warga,” tutupnya.